PENJADWALAN PRODUKSI
Menentukan bagaimana
produksi dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, sehingga semua
element yang terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan. Penjadwalan
biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
Tabulasi meliputi antara lain :
a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut
Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi
Tabulasi meliputi antara lain :
a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut
Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi
Contoh Tabulasi Produksi |
PENJADWALAN JAM KERJA (ROSTER)
a. Jam Kerja
Jam kerja sangat menentukan jumlah dan ukuran alat yang akan digunakan. Jam kerja ini dipengaruhi oleh pola shift kerja, kondisi alam, metodologi pergantian shift dan pola maintenance alat.
Dibawah contoh perhitungan jam kerja.
Perhitungan Hari Kerja
Jumlah
hari setahun
Dikurang
hari libur
Jadwal
hari Kerja
Dikurang
Hari Hujan*
Jumlah
hari kerja (available)
Jumlah
shift per hari
Jumlah
Shfit pertahun
|
365
hari
10
hari
355
hari
40
hari
315
hari
3
shift
945
shift
|
Perhitungan Jam Kerja
Jam
per shift
Dikurang
pergantian shift
Dikurangi
Istirahat makan
Dikurangi
traveling, blasting
Jam
available per shift
Jadwal
jam Kerja per tahun
|
8.0
jam
0.2
jam
0.5
jam
0.5
jam
6.8
jam
6426
jam
|
Contoh Tabulasi Penjadualan Jam Kerja
Tabulasi Jadwal Kerja |
b.
Physical Availability (PA)
Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical availability untuk alat-alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang..
Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam dalam 1 shift maka Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%
Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical availability untuk alat-alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang..
Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam dalam 1 shift maka Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%
c. Use of Availability. (UA)
Jam kerja alat yang digunakan pada saat alat itu kondisi tidak rusak.
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan waktu stand by 1.2 jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%
d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x UA x PA x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift
FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S + R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W
dimana :
PA = Physical
availability
UA = use of availability
W = working
R = break down
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam, perawatan 1 jam, produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift :
=(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/ (5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150 bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift
KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL
Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan serta untuk memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan pemindahan tanah
mekanis adalah :
a.Kemudah galian (Excavability)
Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam : free dig, rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap penetuan jenis dan tingkat produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari analisa geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- Survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.
UA = use of availability
W = working
R = break down
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam, perawatan 1 jam, produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift :
=(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/ (5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150 bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift
KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL
Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan serta untuk memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan pemindahan tanah
mekanis adalah :
a.Kemudah galian (Excavability)
Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam : free dig, rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap penetuan jenis dan tingkat produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari analisa geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- Survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.
b.Berat Jenis
Berat jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat menyebabkan kerugian. Kalau terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak optimum, sedangakan kelebihan muatan alat akan cepat rusak.
c.Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka terjadi perubahan volume karena adanya pengembangan, perubahan volume dari asli “bank” cubic metre (bcm)” menjadi gembur “loose cubic metre (lcm)” disebut dengan swell. Swell sangat penting diketahui dalam pemindahan tanah meknis karena material yang dimuat dan diangkut adalah dalam bentuk terberai (loose) sedangkan kemajuan penggalian dihitung dalam kondisi tanah asli (bcm). Misal kalau swell faktor tinggi maka produktivitas alat dalam bcm akan menurun.
PEMILIHAN
ALAT
Secara garis besar pemilihan alat ditentukan oleh :
a. Karakterisitik material (sifat fisik, kekerasan dll.)
b. Bentuk endapan, kemiringan, perlapisan
c. Tingkat produksi
d. Metoda penambangan
e. Jarak angkut, Kemiringan, dimensi jalan
f. dll
ALAT PEMBERAIAN BATUAN
Metoda yang umum digunakan untuk pemberaian material overburden, bijih (ore) dan batubara adalah ripping enggunakan bulldozer-ripper dan drilling – blasting.
a. Ripping
Ripping digunakan untuk pemberaian material sebelum dimuat oleh shovel/ Backhoe/ Loader/ Dragline ke dalam Truck atau ke alat lain. Survey seismik refraksi biasanya digunakan untuk mengindikasi kemudah galian material yang akan digali. (grafik hubungan antara kecepatan seismik batuan dengan kemapuan ripping utuk berbagai model bulldozerdapat dilihat di halaman berikut).
Faktor yang berpengaruh dalam produktivitas Ripping antara lain :
a. Dozer Power and Weight
b. Type batuan (karakteristik batuan)
c. Jumlah Ripper
d. Panjang Lintasan Ripping
e. Kedalaman Penetrasi
f. Struktur geologi (Spasi joint, sesar)
CONTOH PEKERJAAN RIPPING
Secara garis besar pemilihan alat ditentukan oleh :
a. Karakterisitik material (sifat fisik, kekerasan dll.)
b. Bentuk endapan, kemiringan, perlapisan
c. Tingkat produksi
d. Metoda penambangan
e. Jarak angkut, Kemiringan, dimensi jalan
f. dll
ALAT PEMBERAIAN BATUAN
Metoda yang umum digunakan untuk pemberaian material overburden, bijih (ore) dan batubara adalah ripping enggunakan bulldozer-ripper dan drilling – blasting.
a. Ripping
Ripping digunakan untuk pemberaian material sebelum dimuat oleh shovel/ Backhoe/ Loader/ Dragline ke dalam Truck atau ke alat lain. Survey seismik refraksi biasanya digunakan untuk mengindikasi kemudah galian material yang akan digali. (grafik hubungan antara kecepatan seismik batuan dengan kemapuan ripping utuk berbagai model bulldozerdapat dilihat di halaman berikut).
Faktor yang berpengaruh dalam produktivitas Ripping antara lain :
a. Dozer Power and Weight
b. Type batuan (karakteristik batuan)
c. Jumlah Ripper
d. Panjang Lintasan Ripping
e. Kedalaman Penetrasi
f. Struktur geologi (Spasi joint, sesar)
CONTOH PEKERJAAN RIPPING
Contoh kerja ripping |
Grafik Hubungan Antara
Kecepatan Seismik Batuan Dengan Kemapuan Ripping
Model
|
Kapasitas Blade (m3)
|
FLYWHEEL HP
|
D65
D85
D155
D275
D375
D475
D575
|
5.6
8.5
12.8
15.3
22.0
34.4
45.0
|
190
190
302
405
525
860
1150
|
b.
Pemboran Produksi
Prinsip dari Metoda Pemboran adalah “ROTARY-PERCUSSION and ROTARY”
1. ROTARY PERCUSSION DRILLING
a. Top Hammer Drilling
Hammer Piston yang ditempatkan di posisi paling atas (Top) diteruskan ke Drill Bit melalui batang Bor ---> jenis ini digunakan untuk lubang diameter kecil dan dangkal dibawah 20 meter
b. Down The Hole Drilling
Piston diposisikan di bawah batang bor dan langsung memukul Bit ---> ekonomis digunakan untuk diameter lubang sekitar 85 s/d 200 mm dan kedalaman diatas 20 meter.
2. ROTARY DRILLING
Bantuan dihancurkan dengan menggunakan roller cone bit dengan menggunakan tekanan tinggi dan putaran.
Umumnya digunakan untuk lubang yang lebih besar di atas 150 mm sampai dengan 300 mm, ekonomis digunakan s/d kedalaman 50 meter.
Prinsip dari Metoda Pemboran adalah “ROTARY-PERCUSSION and ROTARY”
1. ROTARY PERCUSSION DRILLING
a. Top Hammer Drilling
Hammer Piston yang ditempatkan di posisi paling atas (Top) diteruskan ke Drill Bit melalui batang Bor ---> jenis ini digunakan untuk lubang diameter kecil dan dangkal dibawah 20 meter
b. Down The Hole Drilling
Piston diposisikan di bawah batang bor dan langsung memukul Bit ---> ekonomis digunakan untuk diameter lubang sekitar 85 s/d 200 mm dan kedalaman diatas 20 meter.
2. ROTARY DRILLING
Bantuan dihancurkan dengan menggunakan roller cone bit dengan menggunakan tekanan tinggi dan putaran.
Umumnya digunakan untuk lubang yang lebih besar di atas 150 mm sampai dengan 300 mm, ekonomis digunakan s/d kedalaman 50 meter.
c. Pemilihan Mesin Bor
1. Kekerasan Batuan
2. Kondisi/Lingkungan kerja
3. Kedalaman lubang
4. Tingkat Produksi
Contoh Type & Ukuran Mesin Bor Produk Tamrock
Model Mesin Drilling Tipe Rotary
Model Mesin Drilling DTH
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
LOADING SHOVEL
a. Digunakan umumnya untuk material blasting
b. Diperlukan konndisi operasi terbatas (luas dan rata)
c. Dapat menangani ukuran material boulder
d. Mempunyai ukuran bucket lebih besar dibanding backhoe untuk kelas yang sama.
e. Dalam operasinal memerlukan alat tambahan bul dozer.
f. System operasional : Alat muat dan Truck diposisikan pada lantai kerja yang sama
BACK HOE
a. Mampu menggali material pada berbagai kondisi (Loading di floor, Channel, dan Roof)
b. Manuver lebih mudah
c. Dapat beroperasi dengan areal kerja lebih sempit
d. Pada Kelas yang sama, Backhoe mempunyai jangkauan gali ke atas dan ke bawah lebih besar dari pada Shovel.
e. Ukuran Bucket lebih kecil dibanding Shovel untuk ukuran mesin yang sekelas
f. System operasi : Alat muat diposisikan lebih tinggi dari alat angkut.
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SHOVEL & BACKHOE
a. Ukuran Bucket (m3)
b. Digging Reach (m)
c. Digging Depth (m)
d. Digging Force (Kg/Newton)
e. Kecepatan Swing
Contoh Type & Ukuran SHOVEL & BACHOE Produk Komatsu
Note : cycle time tipe track loader utk kapasitas (2 – 22 m3) berkisar antar 24 s/d 32 detik per cycle
Faktor yang berpengaruh terhadap cycle time meliputi :
a. Ukuran Alat (makin besar makin lambat)
b. Kemudakhan gali
c. Kondisi lantai kerja
d. Kemudahan manuver
e. Skill dari operator.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT
1. Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Adalah jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan diatas permukaan jalan.
2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Besarnya gaya berat yang melawan atau yang membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilewati
3. Koefisien Traksi (Traction Coefisien)
Suatu faktor yang menunjukan besarnya traksi antara permukaan ban atau track dengan jalan yang dapat digunakan untuk menarik/ mendorong.
4. Rimpull
Adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas BULDOZER
Taksiran Produktivitas Ripping dg Grafik
Produksi Aktual = Grafik x effisiensi kerja
a. good = 0.75 (45 min/jam)
b. Average = 0.58 ( 35 min/jam)
c. Rather = 0.5 ( 30 min/jam)
d. Poor = 0.4 (25 min/jam)
Taksiran Produktivitas Dozing & Spreading
c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Pemboran
1. Kekerasan Batuan
2. Kondisi/Lingkungan kerja
3. Kedalaman lubang
4. Tingkat Produksi
Contoh Type & Ukuran Mesin Bor Produk Tamrock
Model Mesin Drilling Tipe Rotary
Model Mesin Drilling DTH
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
LOADING SHOVEL
a. Digunakan umumnya untuk material blasting
b. Diperlukan konndisi operasi terbatas (luas dan rata)
c. Dapat menangani ukuran material boulder
d. Mempunyai ukuran bucket lebih besar dibanding backhoe untuk kelas yang sama.
e. Dalam operasinal memerlukan alat tambahan bul dozer.
f. System operasional : Alat muat dan Truck diposisikan pada lantai kerja yang sama
BACK HOE
a. Mampu menggali material pada berbagai kondisi (Loading di floor, Channel, dan Roof)
b. Manuver lebih mudah
c. Dapat beroperasi dengan areal kerja lebih sempit
d. Pada Kelas yang sama, Backhoe mempunyai jangkauan gali ke atas dan ke bawah lebih besar dari pada Shovel.
e. Ukuran Bucket lebih kecil dibanding Shovel untuk ukuran mesin yang sekelas
f. System operasi : Alat muat diposisikan lebih tinggi dari alat angkut.
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SHOVEL & BACKHOE
a. Ukuran Bucket (m3)
b. Digging Reach (m)
c. Digging Depth (m)
d. Digging Force (Kg/Newton)
e. Kecepatan Swing
Contoh Type & Ukuran SHOVEL & BACHOE Produk Komatsu
Model
|
Kapasitas Bucket (m3)
|
PC200
PC400
PC750
PC1100
PC3000
PC4000
PC5000
|
0.47 – 1.15
1.30 – 2.20
3.60 – 5.00
5.50 - 6.50
12.0 - 16.0
19.0 - 24.0
26.0 - 30.0
|
ALAT MUAT WHEEL LOADER
a. Digunakan umumnya di stocpile untuk muat ke truck, muat ke hopper, pengaturan stockpile.
b. Mobilitas dan manuver-nya sangat tinggi
c. Memerlukan kondisi lantai kerja yang baik.
d. Kapasitas bucket tergantung density material
Contoh Type & Ukuran WHEEL LOADER Produk Komatsu
a. Digunakan umumnya di stocpile untuk muat ke truck, muat ke hopper, pengaturan stockpile.
b. Mobilitas dan manuver-nya sangat tinggi
c. Memerlukan kondisi lantai kerja yang baik.
d. Kapasitas bucket tergantung density material
Contoh Type & Ukuran WHEEL LOADER Produk Komatsu
Model
|
Kapasitas Bucket (m3)
|
WA320
WA380
WA450
WA500
WA600
WA700
WA800
WA900
|
2.7 – 3.2
3.2 – 4.0
4.2 – 5.2
4.5 – 5.5
6.2 – 8.0
8.7 – 11.4
11 – 16
13 - 17
|
ALAT ANGKUT DUMP TRUCK
a. Mampu beroperasi pada ukuran Fragment yang besar
b. Memerlukan kondisi jalan yang baik untuk meningkatkan productivitas dan menurunkan operating cost
c. Terbatas dalam operasi ekonomisnya ± 4 km
d. Mobilitasnya tinggi & fleksibel
Contoh Type & Ukuran RIGID DUMP TRUCK Produk Komatsu
a. Mampu beroperasi pada ukuran Fragment yang besar
b. Memerlukan kondisi jalan yang baik untuk meningkatkan productivitas dan menurunkan operating cost
c. Terbatas dalam operasi ekonomisnya ± 4 km
d. Mobilitasnya tinggi & fleksibel
Contoh Type & Ukuran RIGID DUMP TRUCK Produk Komatsu
Model
|
Max. Load (ton)
|
Haeaped Capacity (m3)
|
HD325
HD465
HD785
HD1500
630E
730
830E
930E
|
36
55
91
150
172
186
220
290
|
24
34.2
60
78
103
111
147
211
|
ALAT
TRANSPORT
TRAILER
a. Digunakan hanya untuk material lebih ringan misalnya BatuBara
b. Tepat untuk jalan datar dengan kecepatan tinggi & pengangkutan jarak jauh
c. Sesuai untuk Dumping langsung di Hopper
d. Kapasitas rangkaian : 40 – 160 ton
CONVEYOR
a. Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah
b. Sulit untuk dipindah-pindahkan
c. Memerlukan ongkos investasi yang tinggi
d. Dapat menghandle material dengan grade sampai dengan 40%
e. Lebih aman dibanding dengan Truck
f. Dampak Polusi Lingkungan lebih rendah
g. Umur pakai minimum 5 tahun
TRAILER
a. Digunakan hanya untuk material lebih ringan misalnya BatuBara
b. Tepat untuk jalan datar dengan kecepatan tinggi & pengangkutan jarak jauh
c. Sesuai untuk Dumping langsung di Hopper
d. Kapasitas rangkaian : 40 – 160 ton
CONVEYOR
a. Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah
b. Sulit untuk dipindah-pindahkan
c. Memerlukan ongkos investasi yang tinggi
d. Dapat menghandle material dengan grade sampai dengan 40%
e. Lebih aman dibanding dengan Truck
f. Dampak Polusi Lingkungan lebih rendah
g. Umur pakai minimum 5 tahun
HAUL
ROAD MAINTENANCE
GRADER
a. Perbaikan jalan/meratakan jalan secara terus menerus untuk mengurangi Rolling Resistance.
b. Frekuensi perataan/grading tergantung pada standar konstruksi dan kepadatan lalu lintas serta beban kendaraan.
Fungsi lain :
a. Pemeliharaan drainase
b. Scarifier
Contoh Type & Ukuran MOTOR GRADER Produk Komatsu
GRADER
a. Perbaikan jalan/meratakan jalan secara terus menerus untuk mengurangi Rolling Resistance.
b. Frekuensi perataan/grading tergantung pada standar konstruksi dan kepadatan lalu lintas serta beban kendaraan.
Fungsi lain :
a. Pemeliharaan drainase
b. Scarifier
Contoh Type & Ukuran MOTOR GRADER Produk Komatsu
Model
|
Panjang Blade (m)
|
Flywheel HP
|
GD510
GD623
GD750
GD825
|
3.71
3.71
4.32
4.88
|
125
155
225
280
|
COMPACTOR
Penimbunan jalan kadang diperlukan untuk menambah daya dukung tanah, bisa berupa tanah atau perkerasan. Material Timbunan ini harus dipadatkan agar daya dukung meningkat sesuai dengan desain. Tanpa pemadatan, usaha tsb akan sia-sia.
Tipe Compactor berdasarkan cara kerja:
1. Static
2. Vibrating
Tipe Compactor berdasar media pemadatnya
1. Tyre
2. Steel drum, terdiri dari :
a. Padfoot/Sheepfoot (tipe material : Clay / Silt)
b. Smooth (tipe material : Granular atau Clay/silt)
WATER SPRAYING
Digunakan untuk menjaga permukaan jalan tetap lembab (tidak basah), sehingga mengurangi adanya debu, mengurangi gangguan jarak pandang dan memelihara permukaan jalan agar tetap padat.
Jumlah keperluan air tergantung pada :
a. Type material permukaan jalan
b. Kelembaban alami
c. Curah Hujan
d. Penguapan
e. Kepadatan lalu lintas
Jumlah Water Sprayer Truck dihitung berdasarkan cycle time truck, pengisian tank dan pompa penyemprotan.
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
A. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT MUAT
1. Kapasitas Bucket
Kapasitas bucket ditentukan oleh ukuran bucket, swell material dan aktual volume muatan dari bucket tersebut.
a. Kapasitas bucket (q) biasanya dinyatakan dalam vulume m3 heaped atau struck.
b. Swell (SF), perubahan volume dari solid atau bank (bcm) menjadi loose (lcm)
c. Faktor pengisian/ fill factor (k) menyatakan volume bucket yang dapat digunakan dibanding dengan volume (dimensi aslinya)
2. Klasifikasi Penggalian (Digging)
Digging dapat diklasifikasi kedalam tiga kelompok :
a. Easy digging, misal material yang lepas dengan ukuran kecil dan seragam atau tanah pucuk
b. Medium digging, misal material dapat digali langsung dari kondisi asli seperti sub soil.
c. Hard digging, misal material hasil blasting dengan ukuran tidak seragam.
3. Cycle Time
Cycle time alat loading terdiri dari komponen :
a. Loading
b. Swing muatan
c. Dump
d. Swing kosongan
Penimbunan jalan kadang diperlukan untuk menambah daya dukung tanah, bisa berupa tanah atau perkerasan. Material Timbunan ini harus dipadatkan agar daya dukung meningkat sesuai dengan desain. Tanpa pemadatan, usaha tsb akan sia-sia.
Tipe Compactor berdasarkan cara kerja:
1. Static
2. Vibrating
Tipe Compactor berdasar media pemadatnya
1. Tyre
2. Steel drum, terdiri dari :
a. Padfoot/Sheepfoot (tipe material : Clay / Silt)
b. Smooth (tipe material : Granular atau Clay/silt)
WATER SPRAYING
Digunakan untuk menjaga permukaan jalan tetap lembab (tidak basah), sehingga mengurangi adanya debu, mengurangi gangguan jarak pandang dan memelihara permukaan jalan agar tetap padat.
Jumlah keperluan air tergantung pada :
a. Type material permukaan jalan
b. Kelembaban alami
c. Curah Hujan
d. Penguapan
e. Kepadatan lalu lintas
Jumlah Water Sprayer Truck dihitung berdasarkan cycle time truck, pengisian tank dan pompa penyemprotan.
PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
A. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT MUAT
1. Kapasitas Bucket
Kapasitas bucket ditentukan oleh ukuran bucket, swell material dan aktual volume muatan dari bucket tersebut.
a. Kapasitas bucket (q) biasanya dinyatakan dalam vulume m3 heaped atau struck.
b. Swell (SF), perubahan volume dari solid atau bank (bcm) menjadi loose (lcm)
c. Faktor pengisian/ fill factor (k) menyatakan volume bucket yang dapat digunakan dibanding dengan volume (dimensi aslinya)
2. Klasifikasi Penggalian (Digging)
Digging dapat diklasifikasi kedalam tiga kelompok :
a. Easy digging, misal material yang lepas dengan ukuran kecil dan seragam atau tanah pucuk
b. Medium digging, misal material dapat digali langsung dari kondisi asli seperti sub soil.
c. Hard digging, misal material hasil blasting dengan ukuran tidak seragam.
3. Cycle Time
Cycle time alat loading terdiri dari komponen :
a. Loading
b. Swing muatan
c. Dump
d. Swing kosongan
Note : cycle time tipe track loader utk kapasitas (2 – 22 m3) berkisar antar 24 s/d 32 detik per cycle
Faktor yang berpengaruh terhadap cycle time meliputi :
a. Ukuran Alat (makin besar makin lambat)
b. Kemudakhan gali
c. Kondisi lantai kerja
d. Kemudahan manuver
e. Skill dari operator.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT
1. Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Adalah jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan diatas permukaan jalan.
2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Besarnya gaya berat yang melawan atau yang membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilewati
3. Koefisien Traksi (Traction Coefisien)
Suatu faktor yang menunjukan besarnya traksi antara permukaan ban atau track dengan jalan yang dapat digunakan untuk menarik/ mendorong.
4. Rimpull
Adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.
c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas BULDOZER
Taksiran Produktivitas Ripping dg Grafik
Produksi Aktual = Grafik x effisiensi kerja
a. good = 0.75 (45 min/jam)
b. Average = 0.58 ( 35 min/jam)
c. Rather = 0.5 ( 30 min/jam)
d. Poor = 0.4 (25 min/jam)
Taksiran Produktivitas Dozing & Spreading
c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Pemboran
d. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas
Alat Muat
Formula Alat Muat
Q = q x k x 60/cm x E
Q = Produktivitas per jam
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
(Kapasitas Loader = 20 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 20/1,35 = 14,8 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 14,8 x 0,95 = 14,05 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 minute
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency Factor (E) : 83 %
Produksi per jam (Q) : 0,83 x 120 x 14,05 = 1.400 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 10 m3 dan Swell Factor = 1.2)
Loader Capacity (q) : 10/1,2 = 8,3 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 8,3 x 0,95 = 7,8 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam(Q) : 83% x 120 x 7,8 = 776 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 2 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 2/1,35 = 1.48 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 1,48 x 0,95 = 1,4 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,4 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,4 = 150
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam (Q): 83% x 150 x 1.4 = 174 Bcm/jam
e. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Alat Angkut
ALAT ANGKUT
Q = C x 60/cm x E
C = n x q x k
Q = Produktivitas per jam
n = Rate capacity of truck/(q x k x loose density)
cm = load time + Travel T + Spot Time
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
Berikut produktivitas Truck dengan asumsi sebagai berikut :
Kondisi Lapangan
a. Jalan :
- Terpelihara (Rr<3%)
- 500 m untuk 10% grade
- 4,5 Km untuk 0% grade
b. Material : Batu Pasir (Blast Material)
c. Swell : 1,6
d. Density : 2,4 t/Bcm
e. Speed : 40 Km/jam
Formula Alat Muat
Q = q x k x 60/cm x E
Q = Produktivitas per jam
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
(Kapasitas Loader = 20 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 20/1,35 = 14,8 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 14,8 x 0,95 = 14,05 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 minute
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency Factor (E) : 83 %
Produksi per jam (Q) : 0,83 x 120 x 14,05 = 1.400 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 10 m3 dan Swell Factor = 1.2)
Loader Capacity (q) : 10/1,2 = 8,3 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 8,3 x 0,95 = 7,8 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam(Q) : 83% x 120 x 7,8 = 776 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 2 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 2/1,35 = 1.48 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk): 1,48 x 0,95 = 1,4 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,4 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,4 = 150
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam (Q): 83% x 150 x 1.4 = 174 Bcm/jam
e. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Alat Angkut
ALAT ANGKUT
Q = C x 60/cm x E
C = n x q x k
Q = Produktivitas per jam
n = Rate capacity of truck/(q x k x loose density)
cm = load time + Travel T + Spot Time
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
Berikut produktivitas Truck dengan asumsi sebagai berikut :
Kondisi Lapangan
a. Jalan :
- Terpelihara (Rr<3%)
- 500 m untuk 10% grade
- 4,5 Km untuk 0% grade
b. Material : Batu Pasir (Blast Material)
c. Swell : 1,6
d. Density : 2,4 t/Bcm
e. Speed : 40 Km/jam
Spesifikasi
Alat Muat
Bucket Capacity (q) : 20/1,6 = 12,5 Bcm
Kapasitas Truck : 75 m3; heaped 2 : 1
Bucket Fill (k) : 0.95 x 12,5 = 11.8 bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle per Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Specifikasi Alat angkut
Type : Rigid Body Rear Dump
Kapasitas : 75 m3; heaped 2 : 1
Rated Load : 125 Tonne
Empty Weight : 45 Tonne
Shovel Capacity : 20 m3
Perhitungan Cycle Shovel
Kapasitas Truck : 75/1,6 = 47 Bcm
Jumlah Passes (n) : 47/11.8 = 3.9 (dibulatkan = 4)
Waktu muat : 4 x 0,5 = 2,0 menit
Muatan Truck (nxqxkxsg) : 4 x11.8 * 2,4 = 113 Tonne
Perhitungan Waktu Angkut
Cycle Time
Haul : 15,6 menit
Loading : 2,0 menit
Dumping : 0,5 menit
Spot : 0,5 menit
TOTAL : 19.6 menit
Truck Productivity
Q = C x 60/cm x E
= 113 x 60/19.6 x 0.83
= 337.9 ton/jam
= 337.9 ton/jam : 2.4 ton/bcm =140bcm/jam
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Grader
PRODUKTIVITAS :
Qa = V x (Le – Lo) x 1000 x E
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
Le = Lebar efektif Blade
E = Job Efisiensi
Lo = Lebar overlap Blade (m)
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Compactor
PRODUKTIVITAS :
Qa = (W x V x H x 1000 x E) / N
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
W = Lebar efektif. Kompaksi (m)
H = Tebal Lapisan yg Dipadatkan (m)
N = Jumlah Lintasan
E = Job Efisiensi
Bucket Capacity (q) : 20/1,6 = 12,5 Bcm
Kapasitas Truck : 75 m3; heaped 2 : 1
Bucket Fill (k) : 0.95 x 12,5 = 11.8 bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle per Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Specifikasi Alat angkut
Type : Rigid Body Rear Dump
Kapasitas : 75 m3; heaped 2 : 1
Rated Load : 125 Tonne
Empty Weight : 45 Tonne
Shovel Capacity : 20 m3
Perhitungan Cycle Shovel
Kapasitas Truck : 75/1,6 = 47 Bcm
Jumlah Passes (n) : 47/11.8 = 3.9 (dibulatkan = 4)
Waktu muat : 4 x 0,5 = 2,0 menit
Muatan Truck (nxqxkxsg) : 4 x11.8 * 2,4 = 113 Tonne
Perhitungan Waktu Angkut
Cycle Time
Haul : 15,6 menit
Loading : 2,0 menit
Dumping : 0,5 menit
Spot : 0,5 menit
TOTAL : 19.6 menit
Truck Productivity
Q = C x 60/cm x E
= 113 x 60/19.6 x 0.83
= 337.9 ton/jam
= 337.9 ton/jam : 2.4 ton/bcm =140bcm/jam
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Grader
PRODUKTIVITAS :
Qa = V x (Le – Lo) x 1000 x E
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
Le = Lebar efektif Blade
E = Job Efisiensi
Lo = Lebar overlap Blade (m)
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Compactor
PRODUKTIVITAS :
Qa = (W x V x H x 1000 x E) / N
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
W = Lebar efektif. Kompaksi (m)
H = Tebal Lapisan yg Dipadatkan (m)
N = Jumlah Lintasan
E = Job Efisiensi
4 comments
��
Tambah dong artikelnya tentang payload metre dumptruck
Butuh DT HINO 500 untuk di kalimantan Tengah
Excavator atau backhoe adalah salah satu alat teknologi yang terus berkembang dan memberi kemudahan bagi pekerjaan manusia. Thanks
produktivitas alat berat excavator
EmoticonEmoticon