1. Definisi Perencanaan.
Banyak difinisi yang telah dicetuskan mengenai
perencanaan yang ditinjau dari berbagai sudut pendangan dan tujuan. Slah satu
dari definisi perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik
pencapaian sasaran kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan dalam berbagai
macam anak kegiatan yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran
kegiatan.
Dilihat dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa perencanaan adalah salah satu tahapan kegiatan dalam proses manajement,
dimana manajemen sendiri menurut Stoner
& Wankel adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan. Adapun tahapan perencanaan tambang seperti yang digambarkan dalam
gambar 1.
Istilah perancangan tambang biasanya
dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan tambang yang berkaitan
dengan masalah-masalah geometrik dimana didalamnya termasuk perancangan batas
akhir penambangan, tahapan (pushback),
urutan penambangan tahunan/bulanan penjadwalan produksi dan waste dump atau secara singkatnya dapat
dikatakan bagaimana kita bisa membuat rancangan tambang (mencapai ultimate pit
limit) dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Disamping itu
juga memikirkan bagaimana menentukan tahapan penambangannya.
Perencanaan juga berhubungan dengan
aspek yang tidak berkaitan dengan masalah geometrik yang meliputi perhitungan
kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya kapital dan biaya operasi.
2. Ruang Lingkup perencanaan
Tambang.
Agar mempermudah pekerjaan perencanaan tambang terbuka,
maka masalah ini biasanya dibagi menjadi beberapa tugas sebagai berikut:
2.1. Penentuan
batas dari pit (ultimate pit limit).
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan
(ultimate pit limit) untuk suatu cebakan bijih, berarti menentukan berapa besar
cadangan bijih yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan
batas dari pit, nilai waktu dan uang belum diperhitungkan.
2.2. Perancangan
pushback.
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk menambang habis cadangan bijih tersebut
mulai dari titik masuk awal hingga ke batas akhir dari pit. Perancangan dari pushback atau tahap-tahap penambangan
ini membagi ultimate pit menjadi
unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan dan lebih mudah dikelola. Hal ini
akan membuat masalah perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih
sederhana.
Pada tahap inielemen waktu sudah mulai dimasukkan ke
dalam rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan (pushback) telah mulai dipertimbangkan.
2.3. Penjadwalan
produksi.
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) diatas
kertas. Jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan kadar untuk untuk
tiap pushback yang diperoleh dari
tahap 2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut of grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan waste
dievaluasi dengan menggunakan kriteria waktu dari uang, misalnya net present value (NPV). Hasilnya akan
dipakai untuk menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan
tingkatproduksi dan strategi kadar batas yang terbaik.
2.4. Perencanaan
tambang berdasarkan urutan waktu.
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang
dihasilkan pada tahap 3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat
untuk setiap periode waktu (biasanya pertahun). Peta-peta ini menunjukkan dari
bagian mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut. Rencana penambangan tahun ini sudah
cukup rinci, didalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat
sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana
pembuangan lapisan penutup (waste dump)
diuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari
kegiatan penambangan dapat terlihat.
2.5. Pemilihan
alat.
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan
lapisan penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap
perioda waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat
angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu
lainnya (seperti dozer, grader, dll) dihitung pula.
2.6. Perhitungan
ongkos-ongkos operasi dan kapital.
Dengan menggunakan tingkat prodeksi untuk peralatan yang
dipilih, dapat diitungjumlah gilir kerja (operating
shift) yang diperlukan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi kapital dan
penggantian alat dapat dihitung.
EmoticonEmoticon