Menurut LEE (1984) dan Taiylor (1977), tahapan dalam
perencanaan pertambangan dapat terbagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:
1. STUDI KONSEPTUAL.
Studi
pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu transformaasi dan suatu
ide proyek ke dalam usulan investasi yang luas
dengan menggunakan metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang
lingkup dan teknik-teknik estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu
kesempatan investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya
didekati dengan perkiraan misbah yang menggunakan data historik.
Studi ini akan menekankan pada aspek investasi
yang utama dari usulan penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada
umumnya adalah pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini
dilaporkan sebagai evaluasi awal.
Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping studies, atau preliminary assessment.
Pada umumnya berdasarkan data
sementara / tak lengkap dan yang keabsahannya masih diragukan.
Hasilnya biasanya merupakan suatu
dokumen intern dan tidak disebar luaskan diluar perusahaan yang bersangkutan.
Disamping meninjau kemungkinan
diteruskannya proyek ini, tujuan lainnya adalah menentukan topik yang harus
dievaluasi secara mendalam pada studi yang lebih rinci dimasa yang akan datang.
2. PRA STUDI KELAYAKAN.
Studi ini adalah suatu pekerjaan
pada tingkat menengah dan secara normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi
ini mempunyai obyektif didalam penentuan apakah konsep proyek tersebut
menjustifikasi suatu analisa detail oleh suatu studi kelayakan (apakah studi
kelayakan diperlukan) dan apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan
memerlukan suatu investigasi yang mendalam melalui suatu studi pendukung.
Studi ini harus dipandang sebagai
suatu tahap menengah antara studi konseptual yang tidak mahal dan suatu studi
kelayakan yang relatif mahal. Beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu tim
(terdiri dari 2 & 3 orang). Kedua atau ketiga orang ini mempunyai akses ke
konsultan dalam berbagai bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.
Data yang digunakan lebih lengkap
dan kwalitasnya lebih baik.
Beberapa pekerjaan paling tidak
telah dilakukan untuk semua aspek penting dari proyek seperti pengujian dari
metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan, dan sebagainya.
Bagi perusahaan tambang besar, studi
pra-kelayakan ini cenderung masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan
yang lebih kecil sering menggunakan dokumen ini untuk mencari dana dipasar
modal untuk membiayai studi-studi selanjutnya.
3. STUDI KELAYAKAN.
Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya
merupakan suatu bankble dokument yang
hampir selalu ditujukan untuk mencari modal untuk membiayai proyek tersebut.
Karena itu, dokumen yang dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar
perusahaan.
Semua aspek utama harus dibahas
dalam tahap ini. Hampir semua aspek tambahan harus dibahas pula.

Gambar 1. System Approach
to Management
|

- Mineralogi
- Geofisika
-Geokimia
|

- Sumur uji (tes
pit) -
Kadar endapan
- Terowongan buntu -
sifat fisik, kimia, mekanik
-
Stratigrafi dan lithologi
|

(target) produksi. Ditambang?
- Pemilihan metoda -
Kerusakan lingkungan
penambangan
dapat ditangani
- Pemilihan
peralatan: - Dokumen Amdal,
RKL, RPL
macam dan ukurannya
- Evaluasi teknis
dan Ekonomis

|
![]() |
|
- Jaminan -
Pinjaman Bank
Kepercayaan -
Uang Sendiri
- Penentuan sasaran produksi
- Pemilihan Metoda penambangan
|
- Penentuan macam & ukuran peralatan -
Peta rancangan kemajuan
- Analisis Kemantapan lereng -
Tataletak sarana dan

![]() |
|||||
|
|||||
![]() |
|
- Pembangunan sarana -
Sumuran dalam

|


- Pemberaian, pemuatan dan
pengangkutan
- Energi, bahan kerja, suku cadang
- Pengelolaan dan pemantauan
lingkungan


- Pencucian dan konsentrasi
- Pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
|

- Pengelolaan dan pemantauan
lingkungan
|
- Pengangkutan
- Promosi
- Penelitian dan pengembangan produksi
Gambar
2. Tahap Kegiatan pada Industri Pertambangan
EmoticonEmoticon