Di
alam, baik lereng alami maupun lereng buatan, dapat terbentuk pada tanah
(relatif lemah), batu (sangat kuat),
batuan berstruktur (massa batuan) maupun merupakan gabungan dari beberapa
kondisi tersebut.
Untuk
itu, metode analisis kemantapan yang dapat diterapkan pada setiap kondisi
(material) lereng yang berbeda, akan berbeda pula. Artinya suatu metoda yang
cocok untuk tanah yang sifatnya (dianggap) homogen dan kontinyu, serta relatif
lemah tidak akan cocok untuk lereng pada massa batuan atau pada batu
yang keras (kuat) dan sebaliknya.
Dalam
usaha untuk mengetahui atau menilai apakah suatu lereng dalam keadaan mantap
atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap kemantapannya.
Metoda
yang diterapkan untuk analisis kemantapan lereng sudah banyak dibuat orang,
mulai dari metoda analisis irisan (slice methods) yang diperkenalkan oleh
Fellenius (1927, 1936) yang juga populer dengan nama metoda Swedia. Metoda
analisis tersebut dibuat untuk menganalisis lereng tanah dengan membaginya dalam
irisan-irisan tegak. Konsep tekanan pori dan tegangan efektif diperkenalkan
oleh Terzaghi (1936). Fellenius (1936) dan Bishop (1955) memasukkan gaya-gaya
antar irisan dalam perhitungannya.
Selanjutnya
banyak ahli-ahli lain yang memperkenalkan metoda-metoda analisis baru yang
lebih teliti, yaitu Morgenstern & Price (1965), Janbu (1973) dll; dan juga
dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap metoda-metoda yang sudah ada.
Metoda-metoda
analisis tersebut umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan hasil analisis yang
sebaik-baiknya, sesuai dengan kondisi lereng yang dianalisis.
Ditinjau
dari jenis dan sifat-sifat material pembentuk lereng maka longsoran yang
terjadi dapat mempunyai bidang longsoran yang berbedam misalnya :
- lereng pada tanah yang homogen akan
mempunyai bidang longsoran yang berupa busur lingkar atau mendekati bentuk
tersebut
- lereng pada tanah yang tidak homogen akan
menghasilkan bidang longsoran yang berbentuk campuran antara bidang lengkung
dan bidang datar (tanah yang tidak rata pelapukannya)
- lereng pada batu (massa batuan) akan
mempunyai bidang longsoran yang mengikuti bidang-bidang lemahnya (longsor
bidang, longsor baji atau toppling).
Umumnya
yang diterapkan pada analisis lereng tanah (homogen) adalah metoda analisis
dengan model bidang longsoran yang berupa busur lingkaran. Sedangkan model
longsoran dengan bidang longsoran yang tidak teratur (gabungan antara bidang
dan busur lingkaran) diterapkan pada tanah yang tidak homogen.
Model longsoran dengan bidang lemah berupa bidang
datar dipakai untuk longsoran pada batu (rock) atau pada tanah yang meskipun
sudah lapuk tetapi bekas bidang perlapisan atau bidang lemah lainnya masih
dominan.
Metoda
analisis kemantapan lereng yang banyak diterapkan adalah Metoda Kesetimbangan
Batas (Limit Equilibrium Method), yang dimulai oleh Cullman (1866) sebagai
model numerik yang tertua dengan meng- assumsikannya sebagai longsoran yang
melalui garis lurus (straight line ship-surface). Selanjutnya metoda irisan
yang dikembangkan oleh Peterson (1910), Bishop, Janbu, Nonociller dll., yang
disebut juga sebagai Prosedur Irisan yang Disederhanakan (Generalized Procedure
of Slices / GPS), banyak diterapkan dalam analisis kemantapan lereng.
Metoda
analisis kemantapan lereng yang lain adalah metoda elemen hingga (FEM) d an
metoda beda hingga (FDM) yang merupakan metoda numerik dan berkembang cepat
dengan semakin meningkatnya kemampuan perangkat komputer.
Untuk
batuan dengan bidang lemah (massa batuan) dipakai metoda grafis, yaitu suatu
metoda statistik yang diterapkan pada proyeksi strereografis.
Berikut
ini adalah beberapa metoda analisis kemantapan lereng dengan pendekatan
kesetimbangan batas (limit equilibrium method).
Tabel
: Macam-macam metoda analisis yang ada
No.
|
Metoda
|
faktor keamanan didasarkan pada keseimbangan
|
Asumsi/Pendekatan
|
|
|
momen
|
gaya
|
1
|
Biasa atau fellenius atau swedia
|
x
|
-
|
2
|
Bishop sederhana
|
x
|
-
|
3
|
Spencer
|
x
|
x
|
4
|
Janbu sederhana
|
x
|
x
|
5
|
Janbu perbaikan
|
-
|
x
|
6
|
Morgenstern-Price
|
x
|
x
|
Beberapa
dari metoda-metoda tersebut di atas akan diberikan (contoh) dalam kursus ini.
Sebagian
dari metoda-metoda tersebut sudah dibuat dalam bentuk paket program komputer,
seperti paket program Galena, Stabil, SB, dll.
EmoticonEmoticon